Apoteker Cantik dari Sanggau Kalimantan Barat - Beberapa waktu lalu, saya mau membeli obat yang diresepkan oleh dokter di apotek dekat rumah. Saat saya masuk ke apotek tersebut, langsung disambut dengan senyuman ramah oleh sosok wanita cantik.
Ternyata, si teteh cantik adalah ahli farmasi di apotek tersebut. Saya takjub sama wawasan dia tentang obat-obatan dan jadi kepo apa yang sebenarnya dia pelajari selama kuliah di jurusan Farmasi.
Akhirnya saya memberanikan diri buat bertanya langsung padanya. Untungnya dia mau bercerita tentang asal mula dirinya menjadi apoteker.
Seneng banget ternyata kalau dia diajak ngobrol. Ia menjelaskan bahwa dulu kuliah ngambil jurusan farmasi di salah satu universitas yang ada di Pontianak, Kalimantan Barat.
Katanya, jurusan Farmasi adalah jurusan yang identik dengan obat-obatan. Di fakultas tersebut mahasiswanya akan belajar mengidentifikasi, meracik, menyeleksi, memelihara, hingga menganalisis obat dan bahan obat berdasarkan standar kelayakan.
Selain itu, di Jurusan Farmasi juga mempelajari tata cara pendistribusian, penyimpanan, dan penggunaan obat-obatan yang tepat. Jadi, tugas ahli farmasi nggak cuma meramu, tetapi juga manajemen obat-obatan.
Durasi kuliah di jurusan Farmasi sama seperti jurusan lainnya, yaitu sekitar 3,5 sampai 4 tahun. Gelar yang akan didapatkan setelah lulus dari jurusan Farmasi adalah S. Farm atau Sarjana Farmasi.
Kemudian, setelah lulus bisa melanjutkan studi dengan mengambil pendidikan profesi apoteker selama satu tahun untuk mendapatkan gelar Apt.
Lulusan Jurusan Farmasi nggak akan bisa langsung menjadi seorang Apoteker. Jika kita menginginkannya, maka perlu melanjutkan studi dengan mengambil Program Profesi Apoteker selama satu tahun.
Nah, baru setelah lulus bisa disebut sebagai Apoteker seperti si teteh cantik yang saya bahas tadi.
Eh ngomong-ngomong, ternyata si teteh cantik bukan orang Bandung loh. Dia aslinya dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Jadi, saya salah dong udah panggil dia teteh.
Dia, sebut saja namanya Mawar, dulunya kerja di Kalbar. Namun karena dapat jodoh orang Bandung, akhirnya ikut suaminya pindah ke kota Kembang.
Seperti yang diceritakannya, menjadi seorang apoteker tidaklah mudah. Setelah menempuh pendidikan Sarjana Farmasi selama 3,5 hingga 4 tahun, dia melanjutkan ke Program Profesi Apoteker yang membutuhkan waktu satu tahun lagi.
Program ini mengajarkan lebih dalam tentang praktik farmasi yang mencakup aspek klinis, manajerial, dan juga etika profesi.
Sebagai orang yang berprofesi dalam bidang farmasi, dia aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Salah satu proyek yang sangat dia banggakan adalah program edukasi kesehatan untuk masyarakat di daerah terpencil.
Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang penggunaan obat yang benar, pentingnya imunisasi, dan bagaimana menjaga kesehatan sehari-hari.
Baginya, menjadi apoteker bukan hanya tentang bekerja di apotek, tetapi juga berkontribusi positif bagi masyarakat.
Itulah obrolan saya sama teteh Mawar, seorang apoteker cantik kelahiran Kalimantan Barat. Ceritanya sampai di sini dulu ya.
Terima kasih atas kunjungannya